Jasa Pembuatan Kora-Kora & Bianglala Murah – Wahana yang memiliki bentuk seperti kapal para bajak laut yang biasanya ada di sebuah wahana bermain ini biasanya perlahan lahan akan berayun-ayun, semakin lama ayunan tersebut akan semakin tinggi hingga mencapai kemiringan 90 derajat. Apabila dilihat dari jarak kejauhan, wahana kora-kora ini seolah seakan-akan melemparkan kapal laut ke atas sehingga nampak seperti akan terlepas tetapi ketika ada di kora-kora biasnya pengunjung akan merasakan sensasi yang seru karena meningkatkan adrenalin yang tingga sehingga menyebabkan ketagihan. Konsep dari permainan ini memang sama persis dengan konsep permainan ayunan, di mana para penumpang akan diayun-ayunkan maju dan mundur hingga mencapai kemiringan 90° derajat. Wahana ini sangat menjadi wahana paling favorit bagi para pengunjung yang khususnya adalah pengunjung yang berusia remaja sejak pertama kali saat dioperasikan di Indonesia. Permainan wahana bermain ini berasal awalnya berasal dari Jerman dan mempunyai kapasitas angkut maksimum mencapai 54 orang. Kebanyakan para penumpang wahana ini memang sebagian besar adalah kaum muda, kebanyakan dari mereka merasa penasaran dengan wahana yang bisa memicu semangat karena bisa mengeluarkan hormon adrenalin ini.
Sejarah Kora-Kora
Perahu Kora-kora merupakan perahu tradisional yang berasal dari daerah Maluku yang dipakai pada saat Pelayaran Hongi guna mengawasi proses perdagangan monopoli di wilayah Maluku. Nama kora-kora muncul dari replika asli perahu tradisional milik salah satu suku bangsa di Indonesia. Kora kora atau disebut juga coracora dan biasanya juga Belang adalah perahu tradisional yang berasal dari Kepulauan Maluku, Indonesia. Bentuk dari kapal ini adalah mirip seperti sampan yang memiliki panjang hingga 10 meter dan begitu mirip dengan perahu Naga dari Cina. Kora-kora umunya dipakai menjadi perahu dagang ataupun sebagai kapal perang dan kapal kora-kora yang memiliki ukuran lebih besar biasnya dipakai sebagai kapal untuk perang.
Latar belakang adanya perahu ini tak terlepas dari sejarah Indonesia dengan sejarah penjajah yang datang ke Indonesia untuk bergadang. Perahu kora-kora ini juga pernah dipakai saat peperangan dengan penjajah Belanda di Kepulauan Banda di abad ke 17. Seperti yang kita kenal dengan mashyurnya pelayaran Hongi yaitu oleh para VOC, pada waktu itu cengkeh dan pala yang menjadi komoditas utama perdagangan waktu itu. Keduanya sangat diperlukan tetapi semakin lama semakin menjadi langka sebab akses yang sulit ke daerah yang menghasilkan rempah-rempah yaitu daerah Malaka. Maka dari itu, rempah-rempah yang menjadi barang komoditi yang hampir setara dengan emas dan membuat Indonesia menjadi mangsa buruan bagi bangsa-bangsa di Eropa.
Maka dari itu, VOC atau Vereenigde Oostindiche Compagnie menyadari kepentingan tersebut. Mereka memiliki inisiatif untuk melakukan sebuah monopoli rempah-rempah serta membatasi produksi. Maka dengan otomatis banyak melawan kebijakan dari VOC ini, para penguasa lokal yang tak mau menjual rempah-rempahnya kepada VOC dibunuh. Pada tahun 1621, Gubernur Jendral Jan Pieterzoon Coen mengirimkan armada yang berasal dari Batavia ke wilayah Banda untuk menghancurkan masyarakat di wilayah tersebut karena tak menerima kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak VOC.
Williard A Hanna di dalam Indonesia Banda, Colonialism and its Aftermath in the Nutmeg Islands (tahun 1991) menyebutkan jika pasukan VOC yang terdiri dari 1.655 orang Eropa 150 telah meninggal saat perjalanan dan 250 orang dari garnisun di Banda. Sejumlah 286 orang Jawa dikerjakan untuk mengayuhkan kapal. Di samping itu, terdapat 80 hingga 100 orang Jepang yang sebagian di antaranya dikerjakan algojo atau pemenggal kepala.
Akan tetapi, perlawanan dari rakyat Banda tak dapat dipatahkan. Semua pimpinan Banda dibunuh habis dan sebagian rakyat lain dibawa ke Batavia untuk dijual sebagai budak. Jumlah seluruh warga Banda yang dibawa ke Batavia mencapai 883 orang, terdiri dari 287 pria, 356 perempuan, dan 240 anak-anak. Sebanyak 176 orang telah meninggal dalam perjalanan.
Fungsi Wahana Kora-kora
Penggunaan kapal kora-kora mulanya adalah sebagai kapal perang seperti yang menjadi armada perang bagi rakyat Banda. Pada bagian dalam kora-kora dipancangkan bendera-bendera adat dari wilayah kampung adat asal perahu tersebut berasal. Di samping itu juga, di bagian depan serta belakang perahu kora kora, dihiasi pula dengan warna-warni bendera.
Jumlah dari pendayung perahu kora-kora ini sekitar 30 hingga 40 orang, dengan ditambahkan dengan seorang juru mudi dan seorang natu orang navigator. Di bawah masing-masing bendera yang dipancang berdiri satu orang, yakni ketua adat dan seorang kapitan.
Bianglala
Bianglala yang memiliki makna pelangi ini adalah wahana yang umum bisa ditemukan dari suatu pasar malam hingga di sebuah taman rekreasi. Bianglala atau yang seperti kincir raksasa memang lebih dikenal sebagai bianglala ini adalah salah satu wahana favorit wisatawan. Bianglala awalnya bukan suatu jenis wahana, namun nama dari kincir raksasa di wahana permainan di taman hiburan.
Pengunjung sebuah taman hiburan biasanya selalu ingin naik ke wahana ini karena dari wahana ini pengunjung bisa merasakan sensasi berada di ketinggian dan sekaligus melihat pemandangan di sekitar dengan leluasa.
Banyaknya tempat-tempat wisata di Indonesia, kemudian memicu juga banyaknya taman bermain atau sarana rekreasi yang ada di Indonesia yang menawarkan wahana bermain bianglala dan kora-kora di Indonesia. Hal ini tentu saja juga mendorong industri yang mengembangkan bisnis andalannya untuk memproduksi wahana kora-kora dan bianglala.
Produksi Kora-kora dan Bianglala
Memproduksi suatu wahana yang bisa menaikkan hormon adrenalin untuk pemainnya merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha tempat wisata ini. Kedua wahana ini terus dikembangkan dengan mengupgrade fungsi keamanan dan kenyamanan wahana ini. Sisi keamanan dari wahana bermain ini tentu saja dibuat dengan sangat hati-hati, aman serta tetap nyaman. Faktor keselamatan menjadi poin utama dan paling penting bagi produsen kora-kora dan biang lala ini dikarenakan kedua wahana bermain ini nantinya akan dipakai untuk menaik turunkan penumpangnya guna menaikkan sensasi seperti di lemparkan di ketinggian, sehingga memiliki risiko kecelakaan yang besar.
Peminat dari wahana ini terus meningkat karena semakin banyak pula wahana taman hiburan yang dibuka oleh para pemilik modal. Sehingga banyak sekali para pengrajin yang mencoba peruntungan untuk membuat wahana bermain ini lalu ditawarkan kepada para pemiliki modal atau manajer taman bermain.
Di samping itu, minat pengunjung untuk datang ke suatu taman hiburan juga tak pernah surut. Terutama saat musim liburan panjang. Bagi orang tua yang ingin mengajak serta anaknya untuk datang ke taman hiburan dan ingin mencoba menaiki salah satu wahana ini, sebaiknya selalu dampingi putra putri anda demi menjaga keselamatan saat bermain.
Nah, itulah tadi ulasan tentang Jasa Pembuatan Kora-Kora & Bianglala Murah yang bisa menjadi sumber informasi bagi anda. Bagi anda yang berencana liburan ke tempat wisata, tak ada salahnya mencoba dua wahana ini. Terimakasih dan selamat membaca.